Understanding the Experiences of Survivors of Sexual Violence Who Experience Silence
Keywords:
Muted Group, Patriarchal System, Rape Culture, Sexual Assault, Radical FeminismAbstract
This research was conducted to understand the experiences of survivors of sexual violence who experience silence. In addition, the purpose of this research is also to find out the forms of silence received by survivors of sexual violence who have tried to open up their experiences and understand the reasons that cause women's oppression in society. The research method used is a qualitative method with an interpretive phenomenological approach by Maurice-Marleu-Ponty with a critical paradigm. The theory used in this research is muted group theory from Cheris Kramarae and Alison Jaggar's analysis of radical feminism. The results found in this study are survivors of sexual violence, both those who have never and have ever spoken about their experiences, still experience silence in the form of intimidation and threats from perpetrators, victim blaming and ridicule, control or power relations or male domination, fear and anxiety about community stigma. Women are always put in the wrong position even though they have made efforts to speak to assistants and public forums.
Downloads
References
Alpian, Riyan. (2022). Perlindungan Hukum bagi Korban Tindak Pidana Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi. LEX Renaissance, 1(17), 69–83.
Anisa, & Santoso Meilany Budiarti. (2020). Advokasi Pekerja Sosial Terhadap Korban Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Dalam Situasi Bencana. Advokasi Pekerja Sosial Terhadap Korban Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Dalam Situasi Bencana., 7(1), 208–217.
Bhasin, K. (1996). Menggugat Pengantar Tentang Persoalan Dominasi Terhadap Kaum Perempuan. Bentang.
Dirgayunita, A. (2016). Gangguan Stress Pasca Trauma pada Korban Pelecehan dan Pemerkosaan. Journal An-Nafs, 1(2), 185–201.
Haryono, C. G. (2007). Ragam Metode Penelitian Kualitatif Komunikasi. CV Jejak.
Ihsani, S. N. (2021). Kekerasan Berbasis Gender dalam Victim-Blaming pada Kasus Pelecehan yang Dipublikasi Media Online. Jurnal Wanita Dan Keluarga, 2(1), 12–21. https://doi.org/10.22146/jwk.2239
Khotimah, K., & Demartoto, A. (2019). Pemaknaan Realitas Kekerasan Seksual, Praktik Patriarki, dan Feminisme dalam Film Hush. Journal of Development and Social Change, 2(1), 71–80.
Kusumah, M. S. (2017). Contructing Anti-Rape Culture (Membangun Perilaku Sadar Diri terhadap Praktik dan Potensi Kekerasan Seksual Melalui Arena Media Sosial).
Marundha, A. S., Rahmiputri, A. A., Fatina, N. N., Hasna, S., & Seyma, Q. N. (2022). ITwitter Sebagai Media Speak Up Perempuan Dalam Kasus. INTERAKSI PERADABAN: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam , 2(1), 2022. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/interaksi
McAlister, S., Neil, G., Carr, N., & Dwyer, C. (2021). Gender, violence and cultures of silence: young women and paramilitary violence. Journal of Youth Studies, 25(8), 1148–1163.
Murniati, A. N. (2004). Getar Gender. . Yayasan Indonesia Tera.
Nikmatullah. (2020). Demi Nama Baik Kampus VS Perlindungan Korban: Kasus Kekerasan Seksual di Kampus. QAWWAM, 14(2), 37–53https://doi.org/10.20414/qawwam.v14i2.2875
Noviani, U. Z., Arifah, R. K., & Humaedi, S. (2018). Mengatasi dan Mencegah Tindak Kekerasan Sekual Pada Perempuan dengan Pelatihan Asertif.
Oktaviani, R., & Azeharie, S. S. (2020). Penyingkapan Diri Perempuan Penyintas Kekerasan Seksual. KONEKSI, 4(1), 98–105.
Poerwandari. (2017). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. LPSP3.
Rabbaniyah, S., & Salsabila, S. (2022). Patriarki Dalam Budaya Jawa; Membangun Perilaku Pembungkaman Diri Pada Perempuan Korban Seksual Dalam Kampus. Jurnal Community: Pengawas Dinamika Sosial, 8(1), 113128.
Restikawasti, A. E., & Warsono. (2019). Alasan Perempuan Melakukan Victim Blaming pada Korban Pelecehan Seksual. Journal of Civics and Moral Studies, 4(1), 10–20.
Syairozi, M. I., & Rosyad, S. (2022). Inovasi Daun Lontar Untuk Meningkatkan Produktivitas Masyarakat Desa Lawanganagung. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara, 3(1), 131-136.
Syairozi, M. I. (2017). Prospek Pengembangan Ilmu Ekonomi Islam di Indonesia dalam Prespektif Filsafat Ilmu (Sebuah Kajian Epistemik). JPIM (Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen), 2(1), 16-Halaman.
Stephani, N., & Sarwono, B. (2020). Pembungkaman Perempuan Pekerja Seni Korban Kekerasan Seksual di Media Sosial Studi Muted Group Theory pada Unggahan Instagram Stories Penyanyi Dangdut Via Vallen (@viavallen). WIDYAKALA: JOURNAL OF PEMBANGUNAN JAYA UNIVERSITY, 7(2), 88. https://doi.org/10.36262/widyakala.v7i2.325
TeBockhorst, S. F., O’Halloran, M. S., & Nyline, B. N. (2015). Tonic immobility among survivors of sexual assault. Psychological Trauma: Theory, Research, Practice, and Policy, 7(2), 171–178. https://doi.org/10.1037/a0037953
Tong, R. (2009). Feminist Thought (3rd ed.). Westview Press.
Umniyah, Z. (2021). Kekerasan Berbasis Gender: Belenggu Patriarki Terhadap Perempuan Dalam Novel Tempurung Karya Oka Rusmini. Journal of Feminism and Gender Studies, 1(1), 22–29.
West, R., & Turner, L. H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi. Analisis dan Aplikasi (2nd ed.). Salemba Humanika.
Widiyaningrum, W., & Wahid, U. (2021). Analisis Wacana Sara Mills Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan (Studi Pemberitaan Media Tribunnews.com dan tirto.id). . Gender Equality: International Journal of Child and Gender Studies,7(1), 14–32.
Wirman, W., Sari, G. G., Hardianti, F., & Roberto, T. P. (2021). Dimensi konsep diri korban cyber sexual harassment di Kota Pekanbaru. Jurnal Kajian Komunikasi, 9(1), 79–93.
Zahira Ibrahim, H., & Muhammad Zulqarnain, A. (2021). Penyebab Enggannya Korban untuk Melaporkan Kasus Pelecehan Seksual di Indonesia dan Keterkaitannya Dengan RUU PKS Penyebab Enggannya Korban untuk Melaporkan Kasus Pelecehan Seksual di Indonesia dan Keterkaitannya Dengan RUU PKS View project. https://www.researchgate.net/publication/350449828
