QUALITY OF ETHANOL EXTRACT OINTMENT OF ARECA SEEDS (ARECA CATECHU L.) AS ANTI BACTERIAL STAPHYLOCOCCUS AUREUS QUALITY OF PINANG SEEDS EXTRACT ETHANOL (ARECA CATECHU L.) OINTMENT AS AN ANTI BACTERIAL STAPHYLOCOCCUS AUREUS
Keywords:
Areca nut, ointment preparation, antibacterial, Staphylococcus aureusAbstract
The areca nut plant (Areca catechu L) is a traditional plant that has long been used in traditional medicine for various types of diseases such as a stimulant, stomach disorders, worms, smallpox, cholera, venereal diseases and wounds or skin diseases. One of the factors causing skin infections is the bacteria Staphyloccocus aureus. Areca nut (Areca catechu L.) is a natural ingredient that contains antibacterial compounds, namely phenols, alkaloids, terpenoids, saponins, flavonoids, glycosides and tannins. Objective; to determine the antibacterial activity of an ointment preparation of ethanol extract of areca seeds ((Areca catechu L.) against Staphylococcus aureus. Method; this research used experimental research methods, namely the extract was obtained by maceration method with 96% ethanol, and concentrated using a rotary evaporator. Ethanol extract of seeds areca nut is mixed into the ointment preparation with a concentration of 20%, 30%, and 40%. Results; research shows that the average zone of inhibition in each sample of 20% areca nut extract is 7.86 mm, 30% is 12.23 mm, and 40% is 14.3 mm, positive control is 18.36 mm, negative control is 0 mm. Conclusion; from this research is that the ethanol extract of areca nut seeds can be formulated in ointment preparations with concentrations of 20%, 30%, and 40 % which can inhibit the growth of Staphyloccocus aureus bacteria. The concentration of areca nut ethanol extract which has the strongest antibacterial activity against the growth of Staphyloccocus aureus bacteria is a concentration of 40% with an inhibition zone of 14.3 mm.
References
Sari ID, Mubasyiroh R, Supardi S. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan berobat pada pasien TB paru yang rawat jalan di Jakarta tahun 2014. Media Penelit dan Pengemb Kesehat. 2017;26(4):243–8.
Hasanah M. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Self Efficacy Penderita Tuberculosis Multidrug Resistant (Tb-Mdr) Di Poli Tb-Mdr RSUD Ibnu Sina Gresik. 2018;
Kemenkes RI. Tuberculosis. Jakarta: Infodatin Pusat data dan Informasi Kesehatan RI; 2018.
Dinkes Provinsi Sumatera Utara. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019. Medan; 2019.
Violetta Y. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Keteraturan Minum Obat Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Perumnas II Kecamatan Pontianak Barat. Naskah Publ. 2016;
Muhardiani. Hubungan Antara Dukungan Keluarga, Motivasi dan Stigma Lingkungan dengan Proses Kepatuhan Berobat Terhadap Penderita TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Gang Sehat. JuMantik. 2017;
Anita Y. Hubungan Pengetahuan Pasien Tuberculosis Tentang Penyakit Tuberculosis Dengan Kepatuhan Berobat di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. Nurs News (Meriden). 2018;3.
Oktaviani F. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Congestive Heart Failure di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. J Publ. 2018;
Andriani E. Dukungan Keluarga Dalam Kepatuhan Pengobatan Pada Penderita Kusta. Community of Publishing in Nursing (COPING). ISSN 2303-1298. 2019;7.
Saleh R. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Dan Status Hipertensi Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam Kabupaten Kubu Raya. Naskah Publ. 2017;
Muna L. Motivasi dan Dukungan Sosial Keluarga Mempengaruhi Kepatuhan Berobat Pada Pasien TB Paru di Poli Paru BP4 Pamekasan. J Ilm Kesehat. 2014;7.
Handesa A. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Berobat Pada Pasien Tuberkulosis Paru di RS Paru Kota Palembang Tahun 2017. Maj Kedokt Sriwij. 2018;
Wulandari D. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Pasien Tuberkulosis Paru Tahap Lanjutan Untuk Minum Obat di RS Rumah Sehat Terpadu Tahun 2015. J Adm Rumah Sakit. 2015;2.
Dotulong J. Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian Penyakit TB Paru Di Desa Wori Kecamatan Wori. J Kedokt Komunitas Dan Trop. 2015;3.
Rokhmah D. Gender dan Penyakit Tuberkulosis: Implikasinya Terhadap Akses Layanan Kesehatan Masyarakat Miskin yang Rendah. Kesmas Natl Public Heal J. 2013;7.
Nurjana MA. Faktor Risiko Terjadinya Tubercolosis Paru Usia Produktif (15-49 Tahun) di Indonesia. Media Penelit dan Pengemb Kesehat. 2015;25.
Fitriani NE. Hubungan Antara Pengetahuan, Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Pada Penderita Penyakit TB Paru BTA (+) di Puskesmas Pasundan Kota Samarinda. KESMAS UWIGAMA J Kesehat Masy. 2019;5(2).
Ariyani H. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Pada Pengobatan Penderita Tuberkulosis Paru. J Pharmascience. 2016;3.
Mientarini I. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien Tuberkulosis Paru Fase Lanjutan di Kecamatan Umbulsari Jember. J Ikesma. 2018;14.
Hutajulu J. Hubungan Perilaku dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Helvetia Tahun 2018. J Helath Reprod. 2019;4(2).
Rahmi N, Medison I, Suryadi I. Hubungan Tingkat Kepatuhan Penderita Tuberkulosis Paru dengan Perilaku Kesehatan, Efek Samping OAT dan Peran PMO pada Pengobatan Fase Intensif di Puskesmas Seberang Padang September 2012-Januari 2013. J Kesehat Andalas. 2017;6(2):345–50.
Ariani NW. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Keteraturan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Jikmu. 2015;5(2).
Widiastutik GK. Hubungan Dukungan Keluarga, Kader dan Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru. J Keperawatan Komunitas. 2020;5(2).
Tukayo IJH. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Waena. J Keperawatan Trop Papua. 2020;3(1).